Mengapa aku begitu lemah,
Tumbang seketika kala dijamah.
Apakah aku sebegitu rapuh,
Berkeping keping dalam sekali sentuh.
Berdiam.
Hening dalam kepergian malam.
Terbangun ku dari tidur mencekam.
Menerawang dibawah sinar temaram.
Seputar waktu yang lalu.
Akulah pejuang semangat menggebu.
Diputaran kemudian sedetik waktu.
Serasa semu, suam suam kuku.
Ku pergi mencari.
Merenangi palung terdalam hati.
Tutup jendela mata, ku berdiam diri.
Temukan Dia, pandangiNya, yg cidukku dari mati.
Putaran waktu berikutnya pun terjadi.
Sbuah dinamika berwarna-warni.
Palung & gunung bergonta/i.
Kutelusuri, walau tak mengerti, tapi pasti.
Sbuah kekuatan magnetis menyusun kembali mozaik yg tlah jadi puing2.
Rekatannya erat pada tiap2 keping.
Harap ku bertahan sampai tebing.
_derael_
Alwy RachmanDi era digital, wajah kekuasaan konvensional tak harus tampak,
tak mesti berwujud sosok otoritarian. Ia juga tak selalu muncul sebagai
persona...
4 minggu yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar