Ijinkan aku MENANGIS sekali ini saja!
October 2010
Apakah Air hujan terlalu melimpah ruah
hingga bumi enggan menerima AIR MATAku?
Gravitasi bumi bernilai nihil ketika aku ingin menangis.
Bak titik pusatnya pindah kedalam diriku & menahan airmata yg hendak terderai.
Ijinkan aku MENANGIS sekali ini saja!
Ataukah tombol fungsi menangisku telah rusak?
Ku rasa tak perlu teriak.
Ku hanya ingin terisak. Tapi itupun seperti ku tak layak.
Hujan, berhentilah. Beri ku giliran tuk basahi bumi.
Meskipun hanya sekali.
Bu@tapa.com
September 2010
Mataku mendelik tapi tak mampu melihat.
Telingaku tidak tersumbat tapi tak larat mendengar.
Lidahku tak kelu tapi tak sanggup berujar.
Hatiku tak rusak tapi semua racun menembus tembok pertahanan netralisasi.
...Otakku sehat tapi tidak imun.
Buat apa?
Cacat ternyata tidak lebih buruk.
Sempurna dengan banyak TAPI.
Ada baiknya diamputasi.
Daripada jadi jeruji persegi belenggu nurani.
Ray@smara.com
September 2010
Suguhi aku dengan sirup rindu.
Kering tenggorokan ku, sungguh.
Dodol perisa asmara mu menyempurnakan manisnya jamuan mu.
Ketupat cinta dengan kari jemari. Dibungkus aja, taruh diplastik senyummu berwarna biru.
...Kan ku bawa pulang ku simpan dikulkas kalbu ku.
Enggan aku menaruh di lidah dan bibir nafsu ku.
Hidanganmu terlalu kudus. Tak mau pupus.
Ray@smara.com
Read More......
1 komentar:
11 Oktober 2010 pukul 00.16
I'm not really sure that they are poems... Heheeh... A'la Derael euy!!!!!
Posting Komentar