Berjuta seloka tlah tercipta.
Selaksa gurindam pun tlah tertinta.
Senandung balada berkali-kali digubah.
Tak cukup jua menorehkan smua cerita.
Tuhan, Kau ajaib tak terdefinisikan.
Karya-karyaMu tak terdeskripsikan.
KebaikanMu tak ternarasikan.
Aku kagum, terpegun, mata enggan dikedipkan.
Dari debu tanah Kau ciptakan kehidupan.
Dari yang tak berarti Kau ubah emas berlian.
Hanya Tuhan, seperti yang Kau janjikan.
Kau siapkan belahan jiwa agar ku tak sendirian.
Ku setia dalam doa dan sembahyang.
Karna ku yakin tak lebih maksimal dengan membujang.
Aku tak pernah puas Tuhan.
Ku ingin layaniMu bak hamba tak kenal kelelahan.
Sbab aku adalah makhluk belian.
Ku siap berbakti bersama dia yang Kau tetapkan.
Brikan ku mata, hati sperti milikMu.
Kesadaranku tahu tak mudah semua itu.
Tak mau ku salah pilih, menyesal seumur hidupku.
Pekakan telingaku.
Celikkan mata hatiku.
Ku mau dengar suaraMu.
Peluk cinta yang Kau ukir bagiku.
WaktuMu Tuhan bukan waktuku.
_derael_
23062011
0838
Refleksi atas A Thousand Girls Like Me Alwy Rachman K isah Khatera serupa
tapi tak sama dengan kisah Oedipus. Serupa karena keduanya adalah tragedi.
Ident...
4 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar